LAPORAN
PRAKTEK
KERJA INDUSTRI
BUDIDAYA
TANAMAN CABE MERAH (Capsicum annum)
Dipusat Pelatihan
Pertanian Dan Pedesaan Swadaya
Karangsari,Cibeureum,Sukamantri,Ciamis
Diajukan untk memenuhi salah satu
syarat
Mengikuti Ujian Nasional Tahun
Pelajaran 2014/2015
Disusun Oleh :
Nama
: Dewi Amelia
NIS
: 131410047
PROGRAM KEAHLIAN
AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1
CIPAKU
Jl.Raya
Ciamis-Kawali km.7 Ds.Muktisari
Kec.Cipaku-Ciamis
46252 Telp./ (0265) 2798124
2015
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul
Laporan : Budidaya Cabai Merah (Capsicum annum)
Nama
Siswa : Dewi Amelia
NIS
: 131410047
Program
Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan
dan Hortikultura
Lokasi
Prakerin : Pusat Pelatihan
Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S)
Karangsari
Pembimbing
Adang S,ST
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
Laporan : Budidaya Cabai Merah (Capsicum annum)
Nama
Siswa : Dewi Amelia
NIS
: 131410047
Program
Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan
dan Hortikultura
Lokasi
Prakerin : Pusat Pelatihan
Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S)
Karangsari
Laporan ini telah disahkan pada
:
Hari :
Tanggal :
Mengetahui :
Kepala SMK N 1 Cipaku
Drs.H.Cacah Cahyana,M.Pd
NIP.19570918 198403 1 002
RINGKASAN
JUDUL
:BUDIDAYA TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum
annum)
Kegiatan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) dilaksanakan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Swadaya (P4S) Dusun
Karangsari,Desa Cibeureum,Kecamatan Sukamantri,Kabupaten Ciamis,Jawa Barat.
Selama 3 bulan sejak 22 Desember 2014 sampai dengan 20 Maret 2015. Tujuan dari
PRAKERIN ini adalah mempelajari dan melatih keterampilan teknik budidaya
tanaman cabai merah.
Hasil Praktek Kerja Industri ini
adalah :
Persiapan lahan meliputi pembukaan
lahan atau pembabadan, pengelolaan tanah, pengapuran, pemupukan dasar,
pemasangan MPHP dan pembuatan lubang tanam. Pembabadan dilakukan untuk
membersihkan lahan dari gulma-gulma agar tanaman dapat tumbuh maksimal dan memudahkan
dalam pembuatan bedengan. Pengolahan tanah pertama bertujuan untuk memberantas
gulma sisa pembabadan dengan cara dicangkul sedalam 30 cm dan pengolahan tanah
kedua dengan menggemburkan tanah hasil pencangkulan lalu dibuat bedengan dengan
ukuran lebar 120 cm, tinggi 30 cm, panjang disesuaikan dengan keadaan lahan dan
jarak antar bedengan 30-40. Jarak yang digunakan adalah 50 x 60 cm dengan
kedalaman lubang tanam 10 cm dan diameter 8 cm, pada tiap bedengan terdapat dua
baris tanaman. Pengapuran bisa dilakukan bersama pemupukan dasar dengan 286 kg/
100 bata. Pemupukan awal untuk luas lahan 100 bata dilakukan dengan memberikan
pupuk kandang 500 kg, organik 20 karung, subur ijo 3 karung, selain itu
diberikan pupuk kimia seperti phonska 150 kg, urea 30 kg, ditambah furadan 250
gram. Kebutuhan MPHP untuk luas lahan 100 bata dengan jarak tanam 50 x 60 cm
sekitar 1 rol dengan ukuran lebar 120 cm.
Penyemaian dilakukan pada baki semai
dengan ukuran 1x5 m yang ditutup menggunakan sungkup setinggi 1 meter dengan
perbandingan 1:1 tanah dan pupuk kandang yang dimasukkan kedalam koker yang
berukuran 6x8 cm. Pemeliharaan pada saat penyemaian diantaranya penyiraman,
penyiangan, pengendalian OPT.
Bibit siap dipindahkan kelapangan
setelah berumur 3-4 minggu atau sudah mencapai 4-5 helai daun. Penanaman
dilakukan pada lahan seluas 100 bata dengan jumlah populasi 2500 tanaman.
Pemupukan susulan dilakukan pada saat
tanaman berumur 5 HST dengan pupuk NPK 16-16-16. Penyiangan gulma dilakukan
dengan menggunakan tangan atau parang. Hama yang paling banyak menyerang
tanaman cabai adalah Thrips (Thrips sp).
Sedangkan penyakit yang paling ditakuti oleh para petani adalah busuk buah atau
Antraknosa. Intensitas serangan penyakit pada lahan mulsa lebih kecil
dibandingkan dengan lahan tanpa mulsa.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya,sehingga
penyusun dapat meyelesaikan penyusunan laporan kegiatan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) dengan komoditas yang dibudidayakan yaitu Cabai Merah (Capsicum annum).
Penyusun laporan Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti
Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2015/2016 di SMK NEGERI 1 CIPAKU.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs.H.Cacah Cahyana M.Pd,
selaku kepala SMK NEGERI 1 CIPAKU.
2. Bapak Pipin Arif Apilin, selaku ketua
kelompok tani P4S Karangsari.
3. Bapak Ir.H.Asep Eruswandi, selaku
petanu partner.
4. Bapak Ujang Mumuh, selaku pembimbing
lapangan PRAKERIN.
5. Ibu Adji Damayanti S.Pd, selaku wali
kelas
6. Bapak Adang, selaku pembimbing
pembuatan laporan.
7. Orang tua tercinta yang telah
memberikan dukungan serta do’a restunya.
8. Rekan-rekan yang telah membantu
menyusun dalam memberikan saran serta pendapatnya.
Penyusun menyadari bahwa dalam
penulisan laporan ini tentu masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua yang
membaca laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi
penyusun khususnya, dan pembaca pada umumnya. Terima kasih.
Ciamis, Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR
PERSETUJUAAN...........................................................................i
LEMBAR
PENGESAHAN..............................................................................ii
RINGKASAN..............................................................................................iii
KATA
PENGANTAR...................................................................................iv
DAFTAR
ISI..............................................................................................v
DAFTAR
GAMBAR.....................................................................................vi
DAFTAR
TABEL.........................................................................................vii
DAFTAR
BAGAN........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang...........................................................................1
1.2
Tujuan
Praktek Kerja Industri.....................................................1
1.3
Manfaat
Praktek Kerja Industri....................................................2
1.4
Rumusan
Masalah......................................................................2
1.5
Pemecahan
Masalah...................................................................3
1.6
Teknik
Pengumpulan Data..........................................................3
1.7
Kerangka
Laporan ....................................................................3
BAB II RUANG LINGKUP OBJEK
2.1 Keadaan Umum Objek......................................................................5
2.1.1. Keadaan Fisik Daerah Objek......................................................5
2.1.2. Tata Guna Tanah .....................................................................6
2.1.3. Keadaan Sosial Ekonomi............................................................7
2.1.3.1. Jumlah dan Kepadatan
Penduduk..................................7
2.1.3.2. Keadaan Petani............................................................7
2.2 Sejarah Berdirinya Perusahaan.........................................................8
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan.........................................................9
2.3.1. Kepegawaian............................................................................
2.3.1.1. Pendidikan Karyawan....................................................9
2.3.1.2. Sistem Penggajian.........................................................10
2.3.1.3. Astek............................................................................10
2.3.1.4. Disiplin Kerja
Karyawan..................................................10
2.4 Peralatan Pendukung Perusahaan......................................................10
2.5 Penanggulangan Limbah..................................................................11
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Budidaya.........................................................................................12
3.1.1. Pengertian Tanaman Cabai.......................................................12
3.1.2. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai................................................13
3.1.3. Jenis-jenis Tanaman Cabai.......................................................13
3.1.4. Tahapan Budidaya....................................................................13
3.2 Pasca Panen...................................................................................19
3.3 Rantai Tata Niaga...........................................................................21
3.4 Jenis-jenis Komoditas.....................................................................22
3.5 Peluang Usaha...............................................................................22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Langkah-langkah Pelaksanaan..........................................................24
4.1.1. Tahapan Pengolahan Tanah......................................................24
4.1.2. Tahapan Persiapan Benih..........................................................26
4.1.3. Tahapan Persiapan Bibit...........................................................26
4.1.4. Tahapan Penanaman................................................................27
4.1.5. Tahapan Pemeliharaan.............................................................27
4.1.5.1. Pemasangan Ajir.........................................................
4.1.5.2. Penyulaman................................................................
4.1.5.3. Perempelan.................................................................
4.1.5.4. Pengikatan Batang.......................................................
4.1.5.5. Penyiangan.................................................................
4.1.5.6. Pembendingan.............................................................
4.1.5.7. Pemeriksaan Tanaman.................................................
4.1.5.8. Penyiraman.................................................................
4.1.5.9. Pengecoran.................................................................
4.1.5.10. Pengendalian OPT......................................................
4.1.6. Tahapan Panen........................................................................
4.1.7. Tahapan Pasca Panen................................................................
4.2 Pembahasan Masalah.......................................................................
4.2.1. Analisis Biaya Pelaksanaan........................................................
4.2.2. Penerimaan Usaha...................................................................
4.2.3. Pendapatan Usaha...................................................................
4.3 IPM................................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan.......................................................................................43
5.2 Saran............................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Daun yang terserang hama
Trips.........................................................
Gambar
2. Daun yang terserang Ulat Grayak........................................................
Gambar
3. Daun yang terserang Hama
Tungau.....................................................
Gambar
4. Penyakit Layu
Bakteri.........................................................................
Gambar
5. Penyakit Layu
Fusarium.....................................................................
Gambar
6. Penyakit Bercak
Daun........................................................................
Gambar
7. Cabai yang terken penyakit Antraknosa...............................................
Gambar
8. Penyakit Kering
Daun.........................................................................
Gambar
9. Penyakit Virus
Kuning.........................................................................
Gambar
10.Penyakit Busuk
Batang......................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Luas Wilayah Desa
Cibeureum..........................................................................
5
Tabel 2. Ketinggian Desa
Cibeureum..............................................................................
6
Tabel 3. Penggunaan Lahan Desa
Cibeureum................................................................. 6
Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Cibeureum
Tahun 2015............................................... 7
Tabel 5. Pendidikan
Karyawan........................................................................................
10
Tabel 6. Biaya Tenaga
Kerja............................................................................................
40
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Struktur Organisasi
Perusahaan P4S Karangsari............................................... 9
Bagan 2. Proses Panen dan Pasca Panen.........................................................................
21
Bagan 3. Rantai Tata
Niaga..............................................................................................
21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sesuai dengan misi ekolah Menengah
Kejuruan (SMK), bahwa SMK dilahirkan untuk membentuk manusia pembangunan yang
mampu berperan sebagai tenaga terampil tingkat menengah yang layak kerja
mandiri dalam berbagai kemampuan. Sebagai realisasinya diterapkan metode
pendidikan dengan sistem ganda dengan keputusan menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 080/4/1993 tentang kurikulum SMK edisi 99.
Dasar hukum pelaksanaan PRAKERIN
adalah :
1. UU No.33 tahun 2013 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No.23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No.41 tahun 2007 tentang Standar proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Dalam pelaksanaan praktek
ini,penyusun mengambil judul Budidaya Cabai Merah (Capsicum annum) dengan alasan :
1. Cabai merah merupakan komoditas yang
dibutuhkan masyarakat
2. Cabai marah dapat dibudidayakan di
berbagai wilayah di Indonesia baik dataran tinggi ataupun dataran rendah.
3. Membandingkan teori yang di dapat di
ruangan kelas dengan praktek langsung di lapangan khususnya Budidaya Tanaman
Cabai Merah.
Maka penyusun memilih judul
“Budidaya Tanaman Cabai Merah (Capsicum
annum)” karena ingin memantapkan teori yang didapatkan di sekolah dengan
cara turun langsung ke lapangan.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Tujuan PRAKERIN ditiap SMK pastinya
berbeda-beda, itu sesuai dengan kejuruannya. Berikut ini beberapa tujuan yang
ingin di dapat setelah pelaksanaan PRAKERIN diantaranya :
1. Pemenuhan Kompetensi sesuai tuntunan
Kurikulum.
Penguasaan
Kompetensi dengan pembelajaran di sekolah sangat ditentukan oleh fasilitas.
Jika terbatas, sekolah perlu merancang pembelajaran Kompetensi di luar sekolah
(Dunia Kerja Mitra). Keterlaksanaan pembelajaran Kompetensi tersebut bukan sepenuhnya
diserahkan ke dunia kerja,tetapi sekoah perlu memberi arahan tentang apa yang
seharusnya diajarkan kepada pesrta didik.
2. Impolementasi Kompetensi kedalam
Dunia Kerja
Kemampuan
yang sudah dimiiki oleh peserta didik melalui lahan dan praktek di sekolah
perlu diimplementasikan secara nyata. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa apa yang
sudah dimilikinya berguna bagi dirinya dan orang lain. Dengan begitu peserta
didik akan lebih percaya diri karena orang lain dapat memahami apa yang
dipahaminya dan pengetahuannya diterima oleh masyarakat.
3. Penumbuhan Etos Kerja/Pengalaman
Kerja
Sekolah Menengah Kejuruan lembaga
pendidikan diharapkan dapat ngantarkan lulusannya kedalam dunia kerja, dimana
sbelumnya perlu memperkenalkan terlebih dahulu lingkungan sosial yang berlaku
di dunia kerja dan keterlibatan langsung peserta didik, diharapkan dapat
membangun sikap kerja dan kepribadian yang utuh sebagai peserta.
1.3
Manfaat Praktek Kerja Industri
Dalam pelaksanaan PRAKERIN ini,
banyak manfaat dan hikmah yang didapatkan untuk kehidupan yang lebih baik lagi.
Manfaat Praktek Kerja Industri ini adalah sebagai berikut :
1. Mendapat pengalaman,pengetahuan, dan
keterampilan untuk berwirausaha di bidang pertanian sesuai dengan kompetensi
keahliannya secara langsung.
2. Menambah wawasan dalam wirausaha
khususnya di bidang pertanian dan umumnya bagaimana cara hidup bermasyarakat
yang sebenarnya.
3. Dapat membina kerja sama antara
masyarakat khususnya petani dengan lembaga sekolah.
1.4
Rumusan Masalah
Sebelum dilaksanakan PRAKERIN
penyusun belum tau banyak tentang cara Budidaya Tanaman Cabai Merah. Dari itu
penyusun sebelum dilaksanakannya PRAKERIN telah merumuskan masalah yang
diantaranya :
1. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan
Budidaya Cabai Merah ?
2. Bagaimana analisis biaya pelaksanaan
Budidaya Cabai Merah ?
3. Bagaimana cara menghitung penerimaan
usaha Budidaya Cabai Merah ?
4. Bagaimana cara menghitung pendapatan
usaha Budidaya Cabai Merah ?
1.5
Pemecahan Masalah
Sesudah dilaksanakannya PRAKERIN penyusun dapat mengetahui tentang Budidaya
Cabai Merah, sedikit jawaban dari masalah yang telah dirumuskan diantaranya :
1. Langkah-langkah pelaksanaan Budidaya
Cabai Merah meliputi : persiapan lahan, persiapan benih, persiapan bibit,
pemeliharaan, panen dan pasca panen.
2. Analisis biaya pelaksanaan meliputi :
perhitungan biaya tetap, perhitungan biaya variable, penerimaan usaha,
pendapatan usaha, BEV dan O/I RATIO.
3. Penerimaan usaha Budidaya Cabai Merah
dihitung dari, harga jual dikali hasil panen dan menghasilan penerimaan usaha.
4. Pendapatan usaha Budidaya Cabai Merah
dihitung dari, total penjualan dikurangi total pengeluaran maka menghasilkan
pendapatan usaha.
1.6
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penyusunan laporan PRAKERIN ini adalah dengan cara :
1. Wawancara kepada petani.
2. Pengumpulan bahan-bahan referensi
yang akan menunjang proses praktek.
3. Membaca buku tentang Budidaya Tanaman
Cabai Merah dan
4. Dari praktek di lapangan.
1.7
Kerangka Laporan /Sistematika Laporan
Dalam penyusunan laporan Praktek
Kerja Industri ini dibagi dalam beberapa BAB agar didapatkan kemudahan dalam
pembahasan. Tiap-tiap BAB mewakili sub topic yang berbeda dan tiap-tiap BAB
tadi akhirnya membentuk suatu rangkaian yang utuh, antara lain :
BAB
I PENDAHULUAN
Pada BAB in akan dibahas tentang
latar belakang, tujuan dan manfaat PRAKERIN, rumusan masalah, pemecahan
masalah, teknik pengumpulan data dan relevansinya.
BAB
II RUANG LINGKUP OBJEK
Pada BAB ini akan dijelaskan
tentang keadaan umum objek yang meliputi : keadaan umum fisik daerah objek,
tata guna tanah, keadaan sosial ekonomi, sejarah berdirinya perusahaan, dan
struktur organisasi perusahaan yakni tentang kepegawaian.
BAB
III LANDASAN TEORI
Pada BAB ini akan dibahas
mengenai budidaya, pasca panen, rantai tata niaga, jenis-jenis komoditas, dan
peluang usaha dalam budidaya tanaman cabai merah.
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada BAB ini akan dijelaskan
mengenai langkah-langkah pelaksanaan budidaya cabai merah yang dilakukan di
perusahaan P4S Karangsari, pembahasan masalah (analisis biaya pelaksanaan,
penerimaan usaha, pendapatan usaha yang diterima di perusahaan P4S Karangsari),
serta IPM.
BAB
V PENUTUP
Pada BAB ini akan dibahas
kesimpulan yang merupakan garis besar dari kegiatan Praktek Kerja Industri,
yang penyusun lakukan. Serta memberikan saran untuk pelaksanaan PRAKERIN
selanjutnya.
BAB II
RUANG LINGKUP OBJEK
2.1 KEADAAN
UMUM OBJEK
2.1.1.
Keadaan Fisik Daerah Objek
Kondisi Geografis
Secara
geografis Desa Cibeureum terletak di sebelah Timur Kecamatan Sukamantri terletak
pada jarak 2 km dari Ibu Kota Kecamatan dan 45 km dari Ibu Kota Kabupaten,
dengan luas wilayah keseluruhan 1448,69 Ha.
Secara
administrasi Desa Cibeureum terdiri dari 9 Dusun yang meliputi 17 RW dan 51 RT
dengan bahasan-bahasan wilayah sebagai berikut :
Ø
Sebelah
Utara : Kabupaten Majalengka
Ø
Sebelah
Barat : Desa Sukamantri dan Desa
Bahara
Ø
Sebelah
Timur : Desa Sindanglaya
Ø
Sebelah
Selatan : Desa Maparah Kecamatan
Panjalu
Untuk lebih jelasnya mengenai luas wilayah
Desa Cibeureum serta jumlah RT dan RW di masing-masing Dusun, data dapat
dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut :
No
|
Nama Dusun
|
Luas Wilayah (Ha)
|
Jumlah RW
|
Jumlah RT
|
1.
|
Karangsari
|
112,89
|
2
|
4
|
2.
|
Mekarsari
|
120,74
|
1
|
3
|
3.
|
Kertasrana
|
189,55
|
2
|
4
|
4.
|
Cibeureum
|
240,67
|
3
|
10
|
5.
|
Cileteng
|
81,44
|
2
|
7
|
6.
|
Nusasireum
|
87,37
|
2
|
6
|
7.
|
Caringin
|
156,06
|
2
|
6
|
8.
|
Bojongsari
|
236,63
|
2
|
6
|
9.
|
Cimara
|
323,34
|
1
|
5
|
Jumlah
|
1448,69
|
17
|
51
|
Sumber : Buku Profil Desa Cibeureum,2015.
Kondisi Topografi
Wiayah
Desa Cibeureum memiliki ketinggian berkisar antara 400-800 meter diatas
permukaan laut (dpl). Adapun temperature normal/suhu rata-rata 20 ̊C sampai dengan 24 ̊C. Curah hujan
rata-rata 2800 mm/tahun. Sedangkan keadaan tanah perbukitan 30%, berombak 30%
dan datar 40%.
Wilayah
Desa Cibeureum menurut ketinggian dari permukaan laut (dpl) dapat dilihat pada
Tabel 2 sebagai berikut :
Tabel.2 Ketinggian Desa Cibeureum
dari permukaa laut.
No
|
Nama Dusun
|
Ketinggian dpl (m)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
Karangsari
Mekarsari
Kertasrana
Cibeureum
Cileteng
Nusasireum
Caringin
Bojongsari
Cimara
|
400-410
400-500
400-600
400-615
400-425
400-450
400-450
400-750
400-800
|
Sumber : Buku Profil Desa Cibeureum, 2015.
2.1.2. Tata Guna Tanah
Secara
garis besar penggunaan lahan di wilayah Desa Cibeureum meliputi sawah,
pekarangan, tegalan/kebun, lading/huma, padang rumput, hutan, perkebunan,
kolam/empang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 aasebagai berikut
:
Tabel.3 Penggunaan Lahan di Desa
Cibeureum.
No
|
Penggunaan Lahan
|
Luas (Ha)
|
1.
|
Tanah
Sawah
Tanah
Sawah
Tanah
Sawah setengah teknis
Tanah
Sawah tadah hujan
|
40,45
-
225,31
10,23
|
2.
|
Tanah
Pemukiman
|
10
|
3.
4
|
Tanah
Bangunan
Perkantorn
Sekolah
Pertokoan
Pasar
Terminal
Mesjid
Empang
Kuburan
Jalan
Lain-lain
Rekreasi dan Olahraga
Lapangan Sepak Bola
Lapangan Bola Voli
|
0,200
0,300
-
0,900
-
-
0,700
9,67
5,0
1,200
2,200
0,20
1,0
0,01
|
Sumber : Buku Profil Desa Cibeureum, 2015.
2.1.3.
Keadaan Sosial Ekonomi
2.1.3.1. Jumlah
dan Kepadatan Penduduk
Mengenai
jumlah penduduk Desa Cibeureum berdasarkan pendapatan penduduk tahun 2015,
dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut :
Tabel.4 Jumlah Penduduk Desa
Cibeureum data tahun 2015.
No
|
Nama Dusun
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
KK
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
Karangsari
Mekarsari
Kertasrana
Cibeureum
Cileteng
Nusasireum
Caringin
Bojongsari
Cimara
Jumlah
|
308
273
272
689
459
451
491
478
341
3798
|
338
252
284
755
456
435
409
467
344
3740
|
175
148
157
418
261
223
247
231
179
2039
|
Sumber : Buku Profil Desa Cibeureum, 2015.
2.1.3.2.
Keadaan Petani / Objek
Data
kegiatan PRAKERIN ini penyusun dibimbing oleh petani partner dengan identitas
sebagai berikut :
Nama :
Ir.H.Asep Eruswandi
Tempat Tanggal Lahir : Ciamis, 20 Maret 19
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Dsn.Karangsari, Ds.Cibeureum,
Kec.Sukamantri.
Pendidikan : S2
Status : Menikah
Pengalaman Berusaha Tani :
Istri :
Nonok Nurlina
Anak :
2 Orang
Nama Anak : 1.Jihad Sabilli
:
2.Kemal Nursalim
2.2 SEJARAH BERDIRINYA PERUSAHAAN
Pusat Pelatihan Pertanian dan
Pedesaan Swadaya (P4S) Karangsari didirikan berdasarkan sebuah gagasan yang
terlahir di Kelompok Tni Karangsari di Desa Cibeureum bekerjasama dengan Kontak
Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kec.Sukamantri Kab.Ciamis, berdiri pada tahun 2002
dan mendapatkan pengakuan secara legal dari Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis.
Secara umum P4S Karangsari
merupakan bentuk solidaritas dari para aggota-anggota kelompok tani yang
menjadi kesatuan yang saling mendukung satu sama lain. P4S berada di ketinggian
tempat sekitar 825 meter dpl, dengan jarak dari pusat Kota Ciamis sekitar 45 km
kearah bagian utara.
Dalam kegiatannya P4S Karangsari
bergerak dalam bidang usaha tani hortikultura, dimana menjadi tempat latihan
(magang para petani, pelajar atau mahasiswa, gladi karya mahasiswa, penelitian
dan penyusunan skripsi mahasiswa serta menjadi objek kunjungan studi banding
para petani dan dinas instansi terkait).
2.3 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Untuk struktur organisasi perusahaan
P4S Karangsari dapat dilihat pada bagan 1 sebagai berikut :
Ir Asep
E.Ruswandi
Anip
|
PEMASARAN
Teddy.D
Aceng suryani
|
BUDIDAYA
Enen Nendi
Yuyu
|
HUMAS
Aa Mulyana, S.E
Nendi
|
PERMODALAN
Rony A.Ma.Pt
Yoyon
|
PRASARANA
Iyan Cahyara
|
PASCA PANEN
Rahmat Ansori
Ajat sudrajat
|
DIKLAT
M Yusuf
|
AKOMODASI
Ny Rini
|
Pipin Arip Apilin
Yana Mulyana
|
Gun-gun Gunawan
Yoyon
|
Sumber : Data Kantor P4S Karangsari
Bagan
1. Struktur Organisasi Perusahan P4S Karangsari,Cibeureum.
2.3.1. Kepegawaian
2.3.1.1.
Pendidikan Karyawan
Dalam
kepegawaian, pendidikan karyawan di perusahaan P4S Karangsari dapat dilihat
pada Tabel 5 sebagai berikut :
Tabel.5
Pendidikan Karyawan
No
|
Nama Karyawan
|
Pendidikan
|
1.
2.
3.
4.
|
Ujang
Mumuh
Engkam
Yati
Ooh
|
SLTA
SD
SLTP
SD
|
Sumber : Data Kantor P4S Karangsari, 2015.
2.3.1.2.
Sistem Penggajian
Sistem penggajian yang diterapkan di P4S
Karangsari antara lain, sebagai berikut :
Penggajian menggunakan sistem harian
, untuk HKP sebesar Rp.30.000,00,- (selama 7 jam/hari), sedangkan HKW sebesar
Rp.20.000,00,- (selama 7 jam/hari).
2.3.1.3.
Aspek Teknologi
Penggunaan
teknologi pada perusahaan P4S Karangsari masih kurang memadai, teknologi yang
ada masih terbatas hanya ada beberapa teknologi yang digunakan dalam
pengelolaan budidaya tanaman, antara lain :
1. Motor Sprayer
2. MPHP
3. Handsprayer
4. Mesin rumput
2.3.1.4.
Disiplin Kerja Karyawan
Adapun
jam kerja karyawan P4S Karangsari ini mulai dari pukul 07.00-1300 untuk HKP dan
HKW.
2.4 PERALATAN PENDUKUNG PERUSAHAAN
Sarana
yang dimiliki P4S Karangsari :
·
Saat
ini pemondokan mengandalkan rumah tinggal anggota kelompok tani.
·
Ruang
belajar memanfaatkan balai pertemuan dan saung meeting prasarana yang dimiliki
P4S Karangsari.
·
Lahan
usaha tani dan usaha praktek
·
Peralatan
usaha tani (Motor Sprayer, Mesin semprot, Handsprayer, dan peralatan
tradisional lainnya).
·
Peralatan
kantor (telefon, komputer) dan buku browsur dan liflek tentang petanian.
2.5 PENANGGULANGAN LIMBAH
Dalam penanggulangan limbah yang
dilakukan oleh perusahaan P4S Karangsari adalah sebagai berikut :
Ø Limbah Organik
Limbah
organik berupa tangkai buah dan lain-lain yang berasal dari sisa-sisa tanaman,
buah atau sayuran diolah untuk dijadikan kompos atau pupuk organik.
Ø Limbah An-Organik
Limbah
An-Organik berupa botol atau plastik bekas pupuk kimia, dan mulsa plastik
dikumpulkan dan dibakar atau dijual ke rongsok.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 BUDIDAYA
3.1.1.
Pengaertian Tanaman Cabai
Cabai
yang juga dikenal dengan nama papper mempunyai nama ilmiah Capsicum annum (Rukman,1994). Buah Cabai merupakan bahan konsumsi
sebagian masyarakat, yang digunakan sebagai bahan penyedap berbagai macam
masakan (Setiadi,1994) dan penghangat badan (Sunaryono, 1994) disamping itu
buah Cabai banyak juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri makanan. Jadi,
penghasil minyak atsiri serta bahan ramuan obat tradisional (Cahyono 1996).
Buah
Cabai juga mengandung Vit A, Vit C, Protein dan gula fruktosa (Balai Imformasi
Pertanian Bengkulu, 1989). Hal ini menyebabkan Cabai bernilai ekonomis tinggi
sehingga para petani sangat tertarik untuk mengembangkan Budidaya Cabai Merah
tersebut.
Berbagai
faktor yang menyebabkan turunnya produksi Cabai diantaranya karena gangguan
hama dan penyakit. Salah satu rendahnya produksi Cabai, baik kualitas maupun
kuantitas adalah penyakit Antraknosa(Sugiharso dan Suseno, 1989), yang
disebabkan oleh jamur Calltotrichum Capsici dan Colletotricchum gloesporioides
(Semangun 1989, Moen 1993).
Dalam
tata ilmiah, tanaman Cabai termasuk dalam Genus Capsicum dengan klasifikasi
lengkap sebagai berikut :
Tata Ilmiah Cabai
Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisi :
Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Sub Divisi : Angiospermae (Berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (Biji berkeping dua)
Ordo : Solanales (Tubiflora)
Famili :
Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum (Cabai besar, Cabai lonceng)
: Capsicum frustescens (Cabai kecil, Cabai
rawit).
Cabai
merupakan tanaman perdu dari terong-terongan yang memiiki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari Benua
Amerika tepatnya dari daerah Peru dan menyebar ke Negara-negara Benua Amerika,
Eropa dan Asia termasuk Indonesia (M.Hanafi, 2009).
Cabai
merupakan herba tegak, 1 tahun atau bahkan menahun batang kuat dan bercabang
lebar, tinggi 1-2,5 m, bagian batang yang muda berambut halus daun tersebar
atau 2-3 bersama-sama dan kemudian berbeda dalam besarnya tangkai 0,5-2,5 cm
panjangnya. Helaian daun bulat telur memanjang atau elips bentuk lanset, dengan
pangkal meruncing dan ujung runcing, gundul, 1,5-12 kali 1,5 cm. Bunga
mengangguk tangkai 10-18 mm, tabung kelopak berusuk bentuk lonceng,gundul,
dengan tinggi 2-3 mm (Anonimus 2009).
3.1.2. Syarat
Tumbuh Tanaman Cabai
Pada
umumnya tanaman cabai dapat ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000
m dpl, cabai beradaptasi dengan baik pada temperature 24 ̊ -27 ̊ C. Dengan kelembaban
yang tidak terlalu tinggi, tanaman cabai dapat ditanam pada tanah sawah maupun
tegalan. Syarat tumbuh tanaman cabai antara lain tanah harus subur dan kaya
akan bahan organik, berstruktur gembur (Setiadi, 2000). Derajat keasaman pH 5,5
– 6,8 dengan pH optimum 6,0 – 6,5.
Permukaan
tanah yang ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0 ̊ - 10 ̊ serta membutuhkan sinar matahari penuh dan
tidak ternaungi.
Faktor
iklim yang paling penting dalam Budidaya Cabai Merah adalah angin, curah hujan,
cahaya matahari, suhu dan kelembaban. Kelembaban yang diperlukan 80% dan
sirkulasi udara yang lancar. Curah hujan yang aik unuk pertumbuhan tanaman
cabai adalah 600 – 1200 mm/tahun (Ma’mum dkk,2009).
3.1.3.
Jenis-jenis Tanaman Cabai
Diantara
Spesies yang umum dibudidayakan secara komersial di Indonesia Cabai Merah
dibagi menjadi dua golongan yaitu Cabai Merah Besar (Capsicum annum) dan Cabai Merah Kecil (Capicum frustescen).
3.1.4. Tahapan
Budidaya
3.1.4.1.
Tahap Persiapan Lahan
Kegiatan
persiapan lahan adalah kegiatan mempersiapkan lahan yang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara maksimal. Persiapan lahan
ini dimaksudkan untuk memperbaiki struktur dan aerasi tanah(Ma’mum dkk, 2009).
Tahapan persiapan lahan diantaranya :
A.
Pembabadan
Pembabadan
adalah kegiatan membersihkan gulma dan sampah, dengan menggunakan
parang,golok,ataupun bisa juga dengan menggunakan mesin babad. Tujuan
bembabadan yaitu untuk mempermudah proses pencangkulan.
B.
Pencangkulan
Berikut cara mencangkul yang baik
diantaranya :
Ø
Penggemburan lahan dilakukan dengan cara mencangkul
sampai kedalaman 30-40 cm, kemudian lahan dibiarkan terkena sinar maahari
selama dua minggu.
Ø
Pembuatan bedengan dengan lebar 110 cm, tinggi
30 cm, dengan jarak antar badengan 40 cm dan panjang bedengan disesuaikan
dengan panjang lahan yang dikehendaki.
Ø
Pembuatan garitan dan lubang-lubang tanam
dengan jarak 50-60 cm x 50-70 cm pada tiap bedengan terdapat dua baris lubang
tanam.
C.
Pengapuran
Pengapuran sangatlah penting,
karena untuk menetralkan tanah.
Pengapuran
ini sangat berpengaruh tehadap pertumbuhan tanaman. Cabai mempunyai teleransi
yang sedang terhadap kemasaman tanah, dapat tumbuh baik pada kisaran pH tanah
antara 5,5 - 6,8.
Dengan pH < 5,5 berarti tanah tersebut
masam,dan perlu dilakukan pengapuran dengan kapur pertanian atau dolomite
sebanyak 1 -2 ton/ha. Dan dilakukan 3 – 4 minggu sebelum tanam dengan cara
kapur disebarkan rata pada permukaan tanah kemudian diaduk dengan tanah.
D.
Pemupukan
Pemupukan
dasar terdiri dari pupuk kandang ayam (15-20 ton/ha) atau pupuk kandang kambing
sebanyak (20-30 ton/ha), pupuk SP36 (300-400 kg) dilakukan atau minggu sebelum
tanam.
Untuk
pupuk susulan biasanya terdiri dari pupuk urea (200-300 kg/ha), ZA (400-500
kg/ha) dan KCL (250-300 kg/ha), diberikan pada umur 3,6,9 minggu setelah tanam
dan masing-masing 1/3 dosis dengan cara disebar disekitar lubang tanam kemudian
ditutup dengan tanah.
E.
Pemasangan
Mulsa
Pemasangan
mulsa pada Budidaya Tanaman Cabai merupakan salah satu usaha untuk memberikan
kondisi lingkungan pertumbuhan yang baik.
Tujuan
pemasangan mulsa yaitu agar struktur tanah tetap gembur, memelihara kelembaban
dan suhu tanah, mengurangi pencucian hara, menekan gulma dan mengurangi erosi
tanah.
Mulsa
Plastik Hitam Perak (MPHP) dapat digunakan untuk penanaman cabai dan di pasang
sebelum cabai ditanam. Pemasangan MPHP dilakukan pada saat matahari sedang
panas terik agar mulsa memuai, sehingga memudahkan untuk ditarik menutup rapat
bedengan. Mulsa yang digunakan adalah plastic hitam perak dengan lebar 100 –
125 cm bagian bawah berwarna hitam dan atas berwarna perak. Pemasangan mulsa
dilakukan oleh dua orang dengan memegang kedua ujung mulsa di masing-masing
ujung bedengan dan dua orng menarik mulsa kearah bawah sampai mulsa plastic
mengembang. Gunakan pasak penjepit dari bambu untuk menyatukan sisi mulsa
dengan bedengan agar mulsa tidak mudah lepas. Pemasangan mulsa bertahap dari
ujung bedengan hingga ujung.
F.
Pembuatan
Lubang Tanam
Setelah
mulsa terpasang dilanjutkan dengan pembuatan lubang tanam pada mulsa
menggunakan alat penglubang mulsa berdiameter 10 cm dengan arang yang baru
dipanaskan lalu dimasukan kedalam alat penglubang yang telah disediakan. Lubang
tanam dibut menurut sistem zig-zag (segitiga) atau du baris berhadapan, lubang
tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam yaitu (50 cm x 60 cm) dan ditugal
sedalam 8 – 10 cm.
3.1.4.2.
Tahapan Persemaian
Media
tanam yang digunakan adalah campuran dari tanah dengan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1 dan steril media dimasukkan ke dalam kokeran/polybag semai
satu minggu sebelum penyemaian. Lebar bedengan persemaian 1-1,2 dan panjang
disesuaikan, dengan lahan bedengan diberi naungan atau plastik transparan yang
menghadap ke timur. Biji cabai langsung dimasukan kedalam koker lalu ditutup
dengan lapisan tanah halus, kemudian ditutup lagi dengan daun pisang.
Pemeliharaan
dalam kegiatan persemaian diantaranya penyiraman, penyiangan, serta
pengendalian OPT. Benih yang siap dipindahkan ke lapangan setelah berumur 3-4
minggu sejak di bumbun, atau sudah mempunyai 4-5 helai daun.
3.1.4.2. Tahapan Penanaman
Penanaman
benih dilahan dilakukan pagi atau sore hari pada bedengan yang sehari
sebelumnya benih tersebut telah disiram,dengan cara merpbek kantong semai dan
diusahakan media tidak pecah dan lngsung dimasukkan pada lubang tanam.
Pemeliharaan
waktu tanam yang tepat sangat penting, terutama berhubungan ketersediaan air,
curah hujan, temperature dan gangguan hama/penyakit, sebaiknya cabai ditanam
pada bulan agak kering tetapi air tanah masih cukup tersedia, waktu tanam yang
baik juga tergantung pada jenis lahan bibit cabai dipersemaian yang telah
memiliki 4-5 helai daun siap pindah tanam pada lahan. Agar tanaman bisa tahan
terhadap hama dan penyakit 1-3 hari sebelum dipindahkan kelapangan bisa
disemprot dengan jenis fungisida dan insektisida terlebih dahulu untuk mencegah
serangan penyakit karena jamur dan hama sesaat setelah pindah tanam.
3.1.4.3. Tahapan Pemeliharaan
Tahapan
pmeliharaan pada tanaman cabai ini sangatlah diperlukan, karena tanaman cabai
akan menghasilkan produk yang cukup baik jika pemeliharaannya dapat
dilaksanakan secara maksimal. Beberapa macam pemeliharaan yang dapat dilakukan
untuk tanaman cabai, agar tanaman cabai tersebut dapat tumbuh secara maksimal
diantaranya :
Ø
Pemasangan
Ajir.
Pemasangan
ajir, merupakan kegiatan memasang ajir (terbuat dari bambu) dekat pertanaman
cabai merah dibedengan pertanaman. Tujuannya yaitu membantu tanaman agar tumbuh
tegak, mengurangi kerusakan fisik karena tiupan angin, memperbaiki pertumbuhan
daun dan tunas, dan mempermudah dalam proses pemeliharaan. Pemasangan ajir
sebaiknya dilakukan 7 HST. Ajir dibuat dari bambu dengan ukuran 4x100cm yang
ditancapkan pada tanah sedalam 20-30cm dengan posisi miring keluar atau tegak lurus.
Tanaman diikat pada ajir dengan tali rafia 30-40 HST.
Ø
Penyulaman
(pergantian tanaman)
Penyulaman dilakukan karena adanya
tanaman yang mati akibat serangan hama atau penyakit, atau tumbuhan yang kurang
baik, dan diganti denga bibit yang sehat.
Ø
Pengikatan
Tanaman
Pengikatan tanaman dengan menggunakan tali
rafia atau tali karung yang diikatkan ke ajir dengan cara pengikatannya
disilangkan jadi angka delapan. Tujuannya agar tanaman/pohon cabai tetap
berdiri tegak seperti ajir yang sudah ditancapkan di dekat tanaman cabai
tersebut.
Ø
Perempelan
Perempelan merupakan kegiatan membuang
tunas air, daun tua, bunga dan bagian tanaman yang lain yang rusak karena
terkena serangan OPT. Perempelan bertujuan untuk membuat tajuk tanaman yang
ideal sehingga terjadi partisi sinar matahari yang efektif untuk proses
fotosintesis waktu perempelan tunas sebaiknya pada pagi hari dan dilakukan 2-4
kali (sesuai dengan kebutuhan). Perempelan tunas disetiap daun biasanya dimulai
umur 10-12 HST jika ditanam di dataran rendah dan 15-20 HST di dataran tinggi.
Perempelan bunga dilakukan pada bunga cabang utama untuk menunda pembentukan
bunga dan buah. Perempelan daun pada cabang utama dilakukan pada saat tajuk
tanaman telah optimal, perempelan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 75-80
HST.
Ø
Pengairan.
Tanaman cabai juga termasuk tanaman
yang tidak tahan kekeringan, tetapi juga tidak tahan terhadap genangan air.
Kelembaban tanah yang ideal 60-80% kapasitas lapang. Masa kritis yaitu masa
pertumbuhan vegetative cepat, pembuangan, dan pembuahan. Pengairan sistem leb
dengan cara digenang selama 15-30 menit, kemudian airnya dikeluarkan dari
petakan.
Ø
Pengendalian Gulma (Penyiangan)
Penyiangan dilakukan apabila gulma
sudah menghalangi pertumbuhan tanaman atau pada umur 30-60 HST. Bisa
dikendalikan dengan mencabut gulma-gulma tersebut atau membabadnya dengan
menggunakan parang. Secara kimia bisa dikendalikan dengan cara penyemprotn
herbisida.
Ø
Pengendalian OPT.
Pengendalian OPT dapat dilakukan
secara kimia, biologis, atau fisik. Hama dan penyakit yang sering menyerang
tanaman cabai diantaranya :
HAMA
:
1.Ulat
Grayak (spedoptera litura)
Hama ini menyerang daun dan buah
cabai. Pengendalian secara kimia dengan menggunakan insektisida yang efektif
(Asep E.Ruswandi 2010) misalnya menggunakan buldok.
2.Tungau
(Polyphagotarsonemus latus bank)
Hama ini mengakibatkan bawah daun
berwarna coklat mengkilap dan bagian atas daun terdapat bercak berwarna kuning,daun
melengkung ke bawah,pucuk daun seperti terbakar,dan tepi daun kering (Anonimus
2004).
3.Lalat
Buah (Dacus ferrugineus coquillet)
Hama ini mengakibatkan buah cabai
menjadi busuk dan rontok, pengendaliannya menggunakan perangkap methyl eugenol,
jumlah perangkat yang dibutuhkan sebanyak 40 buah/ha (Asep E.Ruswandi dkk.2010).
4.Ulat
Buah (Agrotis sp)
Hama ini menyerng dengn cara memotong
batang muda. Pengendaliannya menggunakan insektisida dicampur dengan dedak
halus disimpan disekitar lubang tanam (Asep E.Ruswandi, 2010).
5.Lalat
putih/kutu kebul (Bemisia tabaci)
Hama ini dapat menghambat pertumbuhan
tanaman embun madu yang dikeluarkannya dapat menimbulkan serangan jamur gejala
yang berwarna hitam (Asep E.Ruswandi dkk, 2010) daun yang diserang menjadi
keriting, klorose, dan mengecil. Pengendalian secara kimiawinya bisa memberikan
insektisida efektif seperti pegassus 500 sc.
6.Trips
(Tharips Varpinus)
Hama ini ditandai dengan daun menjadi
keriting dan berwarna keperakan. Pengendalian dengan cara kultur teknis,
penggunaan MPHP, membakar sisa jerami atau mulsa, dan sanitasi bagian tanaman
yang terserang. Secara kimia menggunakan pestisida yang efektif (Asep
E.Ruswandi dkk,2010).
7.Penggorok
daun (Liriomyza spp)
Gejala serangan pada hama ini tampak
pada daun ukur ukiran seperti batik ini terjadi karena larva penggorok jaringan
di dalam daun. Pengendalian secara kimianya dengan cara memberikan insektisida
efektif seperti supermec 18cc.
PENYAKIT
:
Ø
Penyakit
yang disebakan bakteri
1.Layu
bakteri atau penyakit lender ( psedomonas solanacearum)
Gejala:
layu pada batang dan daun tanaman, mulai dari bagian pucuk, kemudian menjalar
keseluruhan bagian tanaman. Daun menguningdan akhirnya mengering serta rontok
dan akhirnya mata paling oeka menyerang tanaman muda atau menjelang fase
berbunga maupun berbuah. Untuk pengendaliannya bisa dilakukan dengan cara :
-Perbaikan
Drainase tanah disekitar kebun, agar tidak becek
-Pencabutan
tanaman yang sakit agar tidak menular
-Penggunaan
bakterisida AGRIMYCIN atau AGREPT dengan cara diemprotkan atau dikocor
disekitar batang tanaman cabai. (Ujang Mumuh, dkk 2015)
Ø
Penyakit
yang disebabkan cendawan
1.Layu
Fusarium (fusarium oxysporum), disebabkan oleh organisme cendawan bersifat
tular tanah. Penyakit ini biasanya muncul pada tanah yang ber pH rendah
(masam).
Pengendalin
:
-Pengapuran
tanah sebelum tanam dengan dolomit sesuai dengan angka pH tanah agar mendekati
netral.
-Pencabutan
tanaman sakir agar tidak menular
-Pengapuran
drainase pada bedengan yang tinggi
-penyiraman larutan fungisida
sistemik disekitar batang tanaman dapat juga diberikan BAKTERISIDA jenis
PSEUDOMONAS FLUORESCENS (Ujang Mumuh, dkk 2015)
2.Busuk batang dan busuk daun, pucuk
daun berubah warna dari hijau muda menjadi warna coklat, lalu hitam dan
akhirnya membusuk, busuk ini merata menuju bagian bawah tanaman dan menyerang
kuncup bunga yang lain, sehingga bagian atas tanamn atas terlukai. Pengendaian
dilakukan dengan anitasi.
3.Bercak daun (ercospora capsici),
gejala ditandai dengan munculnya bercak pada daun.
4.Antraknosa, penyebab cendawan
(colletotrum capsici)
-Serangan ditandai adanya bercak
kecoklatan kehitaman pada permukaan buah kemudian busuk lunak dan serangan
berat menyebabkan buah keriput dan mengering.
5.Penyakit yang disebabkan virus
-Penyakit virus kuning, disebabkan
oleh kelompok Geminivirus yaitu TYLCV (Tomat Yelow Leaf Curl Virus)
3.2 Pasca panen
Setelah penanaman cabai merah selesai
dilakukan, hal yang perlu dilakukan adalah perlakuan pasca panen. Perlakuan
pasca panen merupakan kegiata penanganan buah setelah panen sehingga
didistribusikan ke konsumen. Perlakuan ini bertujuan untuk memisahkan antara
produk yang layak dikonsumsi dan dijual dengan berbagai grade dengan produkyang
tdak layak dijual dan dikonsumsi. Perlakuan pasca panen ini meliputi : sortasi
dan grading, curing, penyimpanan dan pengemasan.
Ø
Sortasi
dan Grading
Kegiatan
sortasi dilakukan dengan pemilihan cabai yang utuh dan sehat, caba yang utuh
tetapi abnormal, cabai yang rusak sewaktu pemanenan dan terserang hama atau
penyakit. Sortasi ini bertujuan supaya produk yang rusak tidak menyebar ke
produk lainnya yang utuh dan sehat.
Sedangkan
Grding adalah penggolongan kualitas cabai berdasarkan kualitas dan ukuran
panjang. Penggolongan yang dilakukan berbeda tergantung dari pasar yang akan
dimasuki. Grading pada cabai merah belum ada karena standar mutu cabai segar
nasional belum dilakukan secara memasyarakat. Namun demikian, dewasa ini
ternyata beberapa kelompok knsumen seperti hotel, restoran dan swalayan telah
melakukan perbedaan harga kelas mutu lokal cabai merah.
Ø
Curing
Curing
pada kegiatan penyimpanan cabai merah segar adalah kegiatan yang dilakukan
dengan maksud untuk membuang panas lapang dan meringankan beban refriggerator.
Sedangkan curing pada kegiatan penanganan pengeringan cabai dimaksudkan untuk
memaksimLKn pembentukan dan kestabilan warna.
Salah
satu bentuk curing yang sering dilakukan petani Indonesi adalah dengan
menggelar cabai hasil panen didalam rumah atau ditempat teduh, hal tersebut
dimaksudkan petani untuk mencegah kebusukan cabai merah sebelum dijual.
Ø
Penyimpanan
Setelah
dipanen cabai merah secara fisiologi masih nelakukan proses- proses yang
mendukung kelangsungan hidupnya. Proses kehidupan seperti respirasi dan
transpirasi ini perlu dipertahankan, tetapi sebaiknya proses ini tidak
dibiarkan berlangsung cepat. Hal ini karena dapat menyebabkan cabai busuk. Oleh
karena itu untuk menaikan daya simpan perlu diperhatikan bagaimana cara
penyimpanannya.
Salah
satu cara yang dilakukan untuk memperlambat lajunya respirasi adalah dengan
pendnginan, dan transpirasi adalah dengan menaikan kelembaban udara, mengurangi
suhu, mengurangi gerakan udara dengan mengguanakan kemasan.
Ø
Pengemasan
/ Pengepakan
Pengemasan
adalah suatu perlakuan sebelum dilakukan pemasaran danbertujuan untuk mencegah
kerusakan produk. Pengemasan yang baik dapat mencegah kehilangan hasil.
Pemelihara mutu dan memegang peranan penting dalam pengawetan bahan. Kemasan
yang ideal adalah mudah diangkat, aman, ekonomis, mudah untuh menghitung jumlah
barang yang dikemas dan dapat menjamin keberhasilan.
Pengemasan
dilakukan dengan menggunakan kardus berukuran (35x40x45)cm yang berkapasitas
40kg/kardus, keenam sisinya berluban dengan diameter 1cm, jarak antara titik
pusat lubang 10cm, kemasan kardus ini khusus untuk produk cabai merah atau juga
bisa menggunakan karung.
Pemasaran
adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan produk dari produsen ke
konsumen.
Proses
panen dan pacsa panen bisa dlihat pada bagan 2 berikut :
PANEN
|
Grade = Merah 1
Merah 2
Hijau
Busuk
Merah
|
SORTIR
|
PENGEPAKAN
|
PENIMBANGAN
|
PELABELAN
|
(Sumber : SOP Budidaya Cabai Merah : 2009)
Bagan
2 : Proses Panen dan Pasca Panen.
3.3 Rantai Tata Niaga
Berikut
ini adalah bagan tentang rantai tata niaga pemasaran. Bagan tentang rantai tata
niaga dapat dilihat di bagan 3 berikut :
Kebun Produksi
Petani
|
TPS Sayuran
|
Pengepakan
|
Pasar Lokal
|
Pasar Induk
|
Pengecer
|
STA
|
Industri
|
(Sumber : Data Kantor P4S Karangsari, 2015)
Bagan
3 : Rantai Tata Niaga.
3.4 Jenis-jenis Komoditas
Komoditas
yang dikembangkan di P4S Karangsari diantaranya :
1. Komoditas unggulan
-
Cabai
merah
2. Komoditas pendukung
-
Tomat
-
Kubis
-
Bawang
dan sayuran lain.
(Sumber : Profil P4S Karangsari, 2015).
3.5 Peluang Usaha
Cabai
merah merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi,
cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berbuga bagi kesehatan, caba
meruakan salahsatu komoditas sayuran yang banyak digunakan oleh para petani
Indonesia karena memiliki harga jual tinggi dan beberapa manfaat kesehatan yang
salahsatnya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam pengendalian penyakit
kanker. Budidaya tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari
tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit. Cabai merupakan tanaman
yang mudah ditanam di daratan rendah sampai dataran tinggi (Hilman Firmansyah).
Selain
digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabai juga dapat digunakan untuk
keperluan industri diantaranya: bumbu masakan, industri makanan dan industri
obat-obatan atau jamu. Buah cabai ini selain dijadikan sayuran atau bumbu masak
juga, mempunyai kapasitas menaikan petani, disamping itu tanaman caba juga
berfungsi sebagai bahan baku industri yang memiliki peluang ekspor membuka
kesempatan kerja (M.Hanafi, 2011).
Negara-negara
pengekspor canai yang utama adalah India, Pakistan, Bangladesh dan China. Hal
ini menunjukan bahwa cabai mempunya potensi pemasran yang baik untuk tujuan
domestik maupun tujuan ekspor.
Di
Indonesia cabai terdapat di dserah-daerah seperti : Berebes, Tegal dan Rembang.
Dipulau Jawa produksi cabai terkonsentrasi sekitar 65%, serta produksi perbulan
sekitar 70.000 ton lebih, dan bila menjelang hari raya biasanya mengalami
peningkatan karena permintaan yang naik lebih dari 10% (Anonimus, 2010).
Dengan
meningkatnya kebutuhan cabai, maka peluang pengembangan usaha agribisnis cabai
sangat terbuka luas, hal itu akan meningkatkan pendapatan
petani dengan
melakukannya dari tahap persiapan lahan sampai penanganan pasca panen yang baik
dan benar. Salah satu langkah terpenting dalam perbaikan teknik budidaya adalah
pemilhan varietas cabai yang akan dibudidayakan.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Langkah-langkah pelaksanaan
4.1.1
Tahap
Pengolahan Tanah
1.Pembukaan
Lahan atau Pembabadan
Lahan
yang digunakan adalah lahan kering seluas 100 bata. Pembabadan dilakukan dengan
membersihkan gulma dan sampah dengan menggunakan parang dan golok. Pembabadan
bertujuan untuk mempermudah proses pencangkulan.
2.Pencangkulan
dua kali
Pencangkulan
pertama untuk menggemburkan tanah, mengangkat sisa-sisa tanaman atau
batu-batuan yang ada didalm tanah, hingga tanah bagian bawah terangkat keatas
dengan cara dicangkul sampai kedalaman 30cm dan masih berupa
bongkahan-bongkahan.
Pencangkulan
kedua dilakukan dengan cara menghancurkan /mencangkulkan bongkahan-bongkahan
tanah hasil pencangkulan pertama. Dengan cara ini tanah akan lebih gembur.
3.Pembuatan
bedengan
Pembuatan
bedengan dibuat dengan ukuran lebar 120cm, tinggi 30cm dengan panjang bedengan
disesuaikan dengan lahan dan parit selebar 30-40cm.
4.Pengapuran
Pengapuran
dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk
dasar yaitu dengan memberikan kapur pertanian sebanyak 286kg dengan luas
lahan 100 bata.
5.Pemupukan
dasar
Pemupukan
dasar dilakukan 3 minggu sebelum tanam
dengan menggunakan ppuk kandang yaitu kotoran ayam matang sebanyak 500kg,
organik 20 karung, subur ijo 3 karung. Selain itu diberikan pupuk kimia seperti
ponska 150kg, urea 30kg dan furadan 250 gram untuk luas lahan 100 bata. macam
jenis pupuk tersebut dicampur atau diaduk rata dengan tanah dan disiram dengan
air secukupnya lalu ditutup mulsa.
6.Pemasangan
MPHP
Pemasangan
MPHP dilaksanakan pada saat matahari bersinar terik, mulsa yang digunakan
adalah Mulsa Plastik Hitam Perak dengan lebar 120 cm. Cara pemasangan mulsa :
Ø
Bagian
mulsa yang bagian perak menghaap keatas dan bagian mulsa yang berwarna hitam
menghadap kebawah.
Ø
Dua
orang memegang kedua ujung mulsa dimasing-masing ujung bedengan. Dua orang lainnya
saling berhadapan di masing-masing sisi bedengan pinggir, pinggir mulsa ditarik
ke arah bawah samai mulsa mengembang.
Ø
Selanjutnya
pemasangan pasek penjepit dari bambu berukuran 40cm (ujungnya dibuat runcing),
lebar 1,5cm dan tebal 0,4cm. Pasek penjeit dibentuk huruf “U” untuk mengaitkan sisi mulsa dengan
bedengan agar mulsa tidak mudah lepas.
Ø
Mulsa
plastik dipotong sedikit lebih pendek (20%) dari panjang bedengan agar mulsa
plastik mengencang ketika ditarik oleh masing-masing orang yang berada di masing-masing
ujung bedengan.
Ø
Pemasangan
mulsa bertahap dari ujung satu ke ujung berikutnya.
7.
Pembuatan lubang tanam
Lubang
tanam dibuat dengan pola jigjag dengan jarak tanam 50cmx60cm dengan menggunakan
alat penglubangan mulsa berdiameter 8cm yang sudah dipanaskan.
4.1.2
Tahapan
Persiapan Benih
Benih menggunakan benih yang dikelarkan
oleh salah satu perusahaan pembenihan Indonesia yang dijual dipasaran. Pada
ersiapan benih tidak dilakukan perlakuan benih tapi langsung disemai.
4.1.3
Tahapan
persiapan bibit (penyemaian)
Penyemaian adalah kegiatan ditanamnya
biji tanaman didalam kokeran, hingga nantinya jika sudah berumur 3-4 minggu
akan jadi benih siap tanam kelapangan.
Ø
Media
tanam adalah campuran dari tanah halus dan pupuk kandang dengan perbandingan
1:1 ditambah furadan secukupnya, yang dimasukan kedalam koker 1 minggu sebelum
penyemaian dan disimpan pada bedengan semai benih cabai ditanam pada media yang
telah disiapkan lalu diutup denga serbuk gergaji, siram lalu ditutup dengan
karung.
Ø
Selama
penyemaian dialakukan penyiraman, penyiangan serta pengendalian OPT.
Ø
Benih
siap dipindahkan kelapangan setelah berumur 3-4 minggu sejak dibumbun atau
sudah memiliki 4-5 helai daun.
4.1.4 Tahapan Penanaman
Pada tahap penanaman sangan
berpengaruh besar bagi kelangsungan hidup tanaman. Berikut adalah syarat penanaman
tanaman cabai, diantaranya :
Ø
Penanaman
dilakukan pada pagi atau sore hari.
Ø
Bibit
yang ditanam harus bibit yang bagus, sehat dan normal.
Ø
Tanah
yang ada pada kokeran dibasahi, lalu dipadatkan
dan ditarik kebawah sehingga bibit terlepas dari kokeran. Sebelum
dimasukkan ke lubang tanam sebaiknya akar bibit dicelupkan dulu pada fungisida
sistemik.
Ø
Pada
saat pindah tanam kondisi bedengan harus dalam keadaan baik atau sudah cukup
lembab.
Ø
Bibit
ditanam pada lubang tanam yang telah disiapkan pada bedengan yang telah diberi
mulsa. Caranya memasukan bibit atau benih kelubag tanam lalu ditutupi dengan
tanah sampai melebihi leher akr supaya jika terjadi hujan ataupun angin leher
akan tetap tertutup tanah.
4.1.4
Tahapan
Pemeliharaan
Pada tahap pemeliharaan tanaman cabai
harus dilakukan dengan maksimal karena berpengaruh besar terhadap hasil
produksi yang didapatkan.
Berikut
macam-macam pemeliharaan tanaman cabai diantaranya :
1.
Pemasangan
Ajir
Pemasangan ajir dilakukan 7 HST, ajir
dibuat dari bambu dengan ukuran tinggi 180cm yang ditancapkan 5-8cm dari
tanaman, posisi tegak urus terhadap bedengan.
2.
Penyulaman
Penyulaman yaitu mengganti tanaman yang
mati, yang bisa disebabkan oleh terserang hama dan penyakit atau pertumbuhannya
kurang baik. Penyulaman diambil dari bibit cadangan yang telah disiapkan waktu
tanaman yang disulam. Hal ini agar tanaman yang disulamkan dapat sama dengan
tanaman yang tidak disulam. Waktu yang cocok untuk penyulaman yaitu pagi atau
sore hari.
3.
Perempelan
Bagi tanaman yang dirempel antara lain
tunas air dan bunga yang pertama muncul dilakukan pada pagi hari, dilakukan 3-4
kali. Perempelan tunas diketiak daun biasanya dilakukan sekitar 15 HST.
Sedangkan perempelan daun dibawah cabang utama maksimal 60 HST harus sudah
selesai.
4.
Pengikatan
Batang
Pengikatan
batang dilakukan pada umur 25 HST, dengan menggunakan tali rafia yang diikatkan
pada ajir dengan simpul angka delapan.
5.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan jika gulma sudah
mulai menghalangi atau menghambat pertumbuhan tanaman. Penyiangan ini bisa
dilakukan dengan mencabut gulmanya menggunakan tangan ataupun bisa juga
menggunakan alat seperti parang. Penyiangan sebaiknya dilakukan secara rutin
(tiap gulma sudah tumbuh menghalangi tanaman), dengan salah satu tujuan agar
nantinya tanaman bisa tumbuh secara maksimal.
6.
Pembendingan
Pembendingan dilakukan pada umur 2-3 HST.
Pembendingan ini yaitu kegiatan merapikan tanaman yang condong keparit tanaman
dengan cara mendorong tanaman cabai tersebut hingga berdiri keatas lalu sebagai
penahannya agar tanaman cabai tersebut tidak condong lagi, bisa dilakukan
dengan pengikatan dari ajir ke ajir, dengan menggunakan tali rafia lakukan dari
awal bedengan sampai ujung bedengan, hingga bedengan seterusnya. Tujuannya agar
tanaman terlihat rapi dan mudah pada waktu pemanenan.
7.
Pemeriksaan
Tanaman
Pemeriksaan tanaman dilakukan jika telah
terjadi hujan dan angin kencang. Tanaman deperiksa untuk memastikan tidak ada
tanaman yang harus diberi tindakan dan tanaman yang roboh.
8.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2x sehari yaitu pagi
dan sore hari jika di musim kemarau, caranya dengan menyiram tanaman kelubang
tanaman. Jika musim hujan, tidak perlu adanya kegiatan penyiraman.
9.
Pengecoran
( Pemupukan susulan )
Pengecoran dilakukan dengan cara
memberikan N.P.K 16-16-16 yang dicampur dengan kotoran kelinci dilarutkan dalam
air dengan menggunakan drum. Kemudian disiramkan pada lubang tanam dengan dosis
20 ml /tanaman konsentrasinya satu ember kecil NPK 16-16-16 /200 litter air,
dilakukan 7-10 hari sekali dimulai pada umur 3 MST. Pemberian pupuk daun dan
ZPT juga dilakukan dengan menggunakan supergro dan kalsium nutrisi.
10. Pengendalian OPT
Jenis-jenis
hama dan penyakit :
Ø Hama
1.Thrips
( Thips sp )
Gejala : Daun
mengkriting keatas
Pengendalian : Penyemprotan
dengan menggunakan pestisida yang berbahan aktif Asetat, Dimetoat, Endosulpat,
Formothion.
Gambar
1. Daun yang terserang hama thrips.
2.Kutu
daun (myzus persicae)
Gejala : Daun menguning, kriting keatas
dan mengecil
Pengensalin : Penyemprotan dengan menggunakan pestisida
berbahan aktif Asetat, Dimetoat, dan Metomil.
3.Kutu
kebul (Bemisia tabaci)
Gejala : Daun menjadi klorose, kering
serta mengecil
Pemgendalian : Penyemprotan menggunakan pegassus 500sc.
4.Ulat
grayak (Spodoptera litura)
Gejala : Ulat menggerogoti daun dan buah
Pengendalian : Penyemprotan dengan pestida yangberbahan
aktif Bacilus Fhuringiensis.
Gambar 2.Daun yang terserang ulat
grayak.
5.Tungau
(Polyphagotarsonemus latus banks)
Gejala : Daun melengkung atau mengkriting
kebawah
Pengendalain : Penyemprotan dengan menggnakan pestisida
yang berbahan aktif Samite (insektisida)
Gambar 3. Cabai yang terserang hama
tungau.
6.Lalat
buah (Dacus ferugineus)
Gejala : Buah cabai busuk
Pengendlian : Penyemprotan dengan menggunakan
pestisida yang berbahan aktif metil
eugenol.
Ø
Penyakit
1.Layu
Bakteri (Pseudomonas solana-cearum)
Gejala : Daun menguning lalu rontok
Pengendalian : -perbaikan drainase agr tidak becek.
-pencabutan
tanaman yang sakit agar tidak menular.
-penggunaan
bakterisida agrimycin dengan cara disemprotkan atau dikocor disekitar batang
tanaman.
-pengapuran
tanah dan pergiliran tanaman.
Gambar 4.Penyakit layu bakteri.
2.Layu Fusarium (Fusarium oxsy sporum)
Gejala : Daun melengkuk ke bawah (layu)
dan batang
cabai
agak mengering.
Pengendalian : -pengapuran tanah sebelum tanam hingga
tanah
Netral.
-pencabutan
tanman yang sakit agar tidak menular.
-pengaturan
drainase.
-penyiraman
larutan fungisida sisemik disekitar batang tanaman dapat juga diberikan Bakterisida
dan pseudomonas fliorescens.
Gambar 5.Penyakit layu fusarium.
3.Bercak
Daun
Gejala : Terdapat bercak pada daun berwarna putih kecoklatan.
Pengendalian : Penyemprotan menggunakan Score 250 ec.
Gambar
6.Penyakit bercak daun
4.Antraknosa
Gejala : Permukaan buah busuk dan keriput berwarna coklat.
Pengendalian : Penyemprotan menggunakan Bion-M atau
pestisida yang berbahan aktif Mankozeb dan Asibensolar, s-metil.
Gambar
7.Cabai yang terkena penyakit Antraknosa
5.
Penyakit Keriting Daun
atau Mosaik
Asal serangan penyakit mosaik adalah virus
Cucumber Mosaic Virus (CMV). Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna
daun belang-belang hijau tua dan hijau muda, ukuran daun lebih kecil, tulang
daun akan berubah menguning.Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman
lain oleh aktivitas serangga. Penyemprotan kimia bertujuan untuk menghilangkan
serangga bukan penyakitnya. Untuk mengurangi penyakit, musnahkan tanaman cabe
yang kondisinya telah parah terserang.
Pemilhan benih tahan virus membantu menghindari resiko
serangan penyakit ini. Hal lain yang bisa membantu mengurangi resiko serangan
adalah pemupukan yang baik dan tepat dengan menggunakan SOT dan PHEFOC.
Gambar 8.Penyakit
Kriting daun
5. Penyakit Virus Kuning
a. Pola Serangan dan
Penyebaran
Penyakit ini disebabkan oleh Gemini virus
Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning
(sesuai dengan namanya). Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai.
Penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu.
Sumbernya bisa dari gulma, atau tanaman sakit lainnya (cabai,
tomat)
b. Pengendalian
Penyakit yang disebabkan
virus tidak akan mempan dengan penyemprotan racun-racun kimia. Pengendalian harus dilakukan sejak dini, dengan
memilih benih unggul dan tahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan
membasmi hama yang menjadi vektornya, seperti kutu.
Untuk menaikkan daya tahan tanaman cabe terhadap
serangan virus kuning, bisa dengan treatment benih memakai PHEFOC dan mengintensifkan pemupukan, yaitu dengan
penggunaan pupuk organik cair SOT HCS yang
mengandung zat hara makro dan mikro lengkap. Tujuannya agar tanaman cabe tumbuh
subur sehingga lebih tahan terhadap patogen.
Gambar 9.Penyakit virus kuning
6. Penyakit Busuk Batang,
Akar dan Buah
a. Pola Serangan
Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang
tanaman cabe, yakni busuk batang dan busuk kuncup. Busuk batang pada
tanaman cabe disebabkan oleh Phytophthora capsici. Menyerang saat musim
hujan dan penyebarannya sangat cepat.
Busuk kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum
sp. Penyakit ini masih jarang dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup
tanaman berwarna hitam dan lama kelamaan mati.
Pemicu
perkembangan penyakit ini dapat berupa :
- drainase yang kurang baik
- penggunaan pupuk N (Urea) yang terlalu tinggi
- pupuk kandang tidak matang (makanya sebaiknya pakai pupuk bokashi)
- banyak nematoda
- sebelumnya lahan ditanam cabe atau mentimun
Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis
pemupukan Nitrogen seperti urea dan ZA. Penggunaan pupuk organik seperti SOT HCS. Kemudian
mengatur jarak tanam agar sirkulasi udara berjalan lancar. Tanaman yang sudah
terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa dilakukan dengan
fungisida PHEFOC.
Gambar 10.Penyakit Busuk batang,akar
dan buah
Dari
berbagai macam hama dan penyakit yang menyerang tanaman
Cabai diatas bisa disimpulkan
pengendaliannya yaitu dengan cara
Penyemprotan.
5.1.1
Tahapan
Panen
Cabai mulai dipanen pada umur 120
HST, karakteristik cabai siap panen antara lain : berwarna merah
merata,kekerasan buah sedang, buah halus dan mengkilap, cabai dipanen dengan
tangkainya dengan cara dipetik langsung dengan menggunakan tangan dan cara
memetiknya agar tangkai kecil yang menyambungkan buah dengan batang agar tidak
patah, memetiknya bisa dengan cara didorong keatas.
Panen dilakukan dengan interval
3-7 hari. Dibawah ini dapat kita lihat tabel 6 data hasil panen.
No
|
Panen
|
Hasil
Panen
|
No
|
Panen
|
Hasil
Panen
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
|
Ke
– 1
Ke
– 2
Ke
– 3
Ke
– 4
Ke
– 5
Ke
– 6
ke
– 7
Ke
– 8
Ke
– 9
Ke
– 10
|
7
kg
18
kg
25
kg
60
kg
86
kg
90
kg
110
kg
160
kg
165
kg
105
kg
|
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
|
Ke
– 11
Ke
– 12
Ke
– 13
Ke
– 14
Ke
– 15
Ke
– 16
Ke
– 17
Ke
– 18
Ke
– 19
Ke
– 20
|
160
kg
120
kg
95
kg
70
kg
70
kg
50
kg
65
kg
35
kg
30
kg
30 kg
|
(Sumber
: Catatan Hasil Panen, 2015)
Tabel
6. Data Hasi Panen.
5.1.2
Tahapan
Pasca Panen
1.Sortasi
dan Grading
Kegiatan
sortasi dilakukan dengan pemilihan antara cabai yang utuh dan sehat, cabai yang
utuh tetapi abnormal, cabai yang rusak sewaktu pemanenan dan cabai yang
terserang hama atau penyakit. Sortasi ini bertujuan supaya produk yang rusak
tidak menyebar ke produk yang sehat.
Grading adalah penggolongan kualitas buah
cabai berdasarkan kualitas dan ukuran panjang.
2.Curing
Curing
adalah kegiatan yang dilakukan dengan maksud untuk membuang panas lapang dan
meringankan beban refriggerator. Sedangkan curing pada kegiatan penanganan pra
pengeringan cabai dimaksudkan untuk memaksimalkan pembentukan dan kestabilan
warna.
3.Pemotesan
Pemotesan
dilakukan dengan cara melepaskan tangkai buah dari buah cabai. Pemotesan
dilakukan sebelum dikirim ke PT.ABC.
4.Penyimpanan
Peyimpanan
harus ditempat yang kering dengan sirkulasi udara cukup.
5.Pengemasan
Pengemasan
adalah suatu perlakuan sebelum dilakukan pemasaran dan bertujuan untuk mencegah
kerusakan produk. Pengemasan yang baik dapat mencegah kehilangan hasil.
Pengemasan dilakukan dengan menggunakan kards berukuran (35x40x45)cm yang
berkapasitas 40kg/kardus. Keenam sisinya berubang dengan diameter 1cm, jarak
antara titik pusat lubang 10cm, kemasan kardus ini khuus untuk produk cabai
merah atau bisa juga menggunakan karung.
Pemasaran
adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan produk dari produsen kepada
konsumen.
5.2 Pembahasan
Masalah
5.2.1
Analisis
Biaya Pelaksanaa
Komoditas : Cabai Merah
Varietas : Hybrid TM 99
Luas
Lahan : 100 bata
Populasi : 2500 tanaman
Jarak
Tanam : 50 cm x 60 cm
Biaya
pelaksanaan untuk satu musim
·
Biaya Tetap
Sewa
lahan @ Rp. 3.000.000,00 x 6 tahun = Rp.1.500.00,00
12
Penyusutan
:
1.
Power
Sprayer @ Rp.4.500.000,00 x 1 =
Rp.4.500.000,00 JUE 10 tahun
4.500.000,00-450.000,00 x 6 =
Rp.202.500,00
10 12
2. Drum @ Rp.250.000,00 x 10 buah = Rp. 250.000,00 JUE 5 tahun
250.000,00-25.000,00 x 6 = Rp.
22.500,00
5
12
3. Selang Semprot @ Rp.10.000,00 x 10 m = Rp. 100.000,00 JUE 5 tahun
100.000,00-10.000,00 x 6 = Rp. 9.000,00
5
12
4. Selang Plastik @ Rp. 2.000,00 x 50 m = Rp.
100.000,00 JUE 5 tahun
100.000,00-10.000,00
x
6 =
Rp. 9000,00
5 12
5. Cangkul @ Rp. 60.000,00 x 2 buah = Rp.
120.000,00 JUE 5 tahun
120.000,00-12.000,00 x 6 = Rp. 10.800,00
5 12
6. Parang @ Rp. 25.000,00 x 2 buah = Rp. 50.000,00 JUE 5 tahun
50.000,00-5.000,00 x 6 =
Rp. 4.500,00
5 12
7. Golok @ Rp.50.000,00 x 1 buah = Rp. 50.000,00 JUE 5 tahun
50.000,00-5.000,00 x 6 =
Rp. 4.500,00 5 12
8. Gacok @ Rp. 50.000,00 x 1 buah = Rp. 50.000,00 JUE 5 tahun
50.000,00-5.000,00 x 6 =
Rp. 4.500,00
5
12
9. Ember @ Rp.12.000,00 x 2 buah = Rp. 24.000,00 JUE 5 tahun
24.000,00-2.400,00 x 6 =
Rp. 2.160,00
5
12
10.Ajir
@ Rp. 300,00 x 2500 pohon =
Rp. 750.000,00 JUE 1 tahun
750.000,00-75000,00 x 6 =
Rp.337.500,00
1
12
11.MPHP
@ Rp.450.000,00 x 1 rol =
Rp. 450.000,00 JUE 1 tahun
450.000,00-45.000,00 x 6 = Rp.202.500,00
1
12
12.Polybag
@ Rp.23.000,00 x 1 kg = Rp. 23.000,00 JUE 1 tahun
23.000,00-2.300,00 x 6 = Rp. 1.050,00
1 12
13.Embrat
@ Rp.35.000,00 x 1 buah = Rp. 35.000,00 JUE 1 tahun
35.000,00-3.500,00 x 6 = Rp.
15.750,00
1 12
14.Plastik
@ Rp.4.000,00 x 4 m =
Rp. 16.000,00 JUE 1 tahun
16.000,00-1.600,00 x 6 =
Rp. 7.200,00
1 12
15.Bambu
@ Rp.5.000,00 x 3 batang =
Rp. 15.000,00 JUE 1 tahun
15.000,00-1.500,00 x 6 =
Rp. 6.750,00
1 12
16.Hansprayer
@ Rp.350.000,00 x 1 buah = Rp. 350.000,00 JUE 5 tahun
350.000,00-35.000,00 x 6 = Rp.
31.500,00
5 12
17.Container
@ Rp.40.000,00 x 2 buah =Rp. 80.000,00 JUE 10 tahun
80.000,00-8.000,00 x 6 = Rp. 3.600,00
10 12
Total
Biaya Tetap = Rp. 2.384.610,00
·
Biaya Variable
1. Biaya Tenaga Kerja (BTK)
No
|
URAIAN
|
SAT VOLUME
|
VOLUME
|
SAT BIAYA
|
JUMLAH
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
|
Pembabadan
Pencangkulan
Pembuatan bedengan kasar
Pengapuran
Pemupukan dasar
Penyemaian
Pembentukan bedengan
Pemasangan mulsa
Pelubangan mulsa
Penanaman
Penyiangan
Pemasangan ajir
Pengikatan tanaman
Perempelan
Pemupukan susulan
Penyemprotan
Panen
|
HKP
HKW
HKP
HKP
HKW
HKP
HKW
HKP
HKW
HKP
HKW
HKP
HKW
HKW
HKW
HKW
HKW
HKW
HKP
HKW
|
3
5
21
7
2
5
5
5
3
3
2
2
4
2
5
3
4
6
2
6
|
30.000
20.000
30.000
30.000
20.000
30.000
20.000
30.000
20.000
30.000
20.000
30.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
20.000
30.000
20.000
|
90.000
100.000
630.000
210.000
40.000
150.000
100.000
150.000
60.000
90.000
40.000
60.000
80.000
100.000
40.000
60.000
80.000
120.000
60.000
120.000
|
JUMLAH TOTAL
|
HKP
HKW
|
48
47
|
30.000
20.000
|
1.440.000
940.000
|
|
Rp.
|
2.380.000
|
Tabel
6. Biaya Tenaga Kerja.
2.Sarana
Produksi (Saprodi)
Ø
Benih
2 pack x @
Rp.110.000,00 = Rp. 220.000,00
Ø
Kapur
pertanian 286 kg x @ Rp.300.000,00 = Rp.
85.800,00
Ø
Pupuk
kandang 3000 kg x @ Rp. 300,00 =
Rp. 900.000,00
Ø
Furadan
3 kg x @ Rp. 7.500,00 =
Rp. 22.500,00
Ø
Pupuk
kimia
-
Pupuk
dasar 150 kg x @ Rp. 3.000,00 =
Rp. 450.000,00
-
Pupuk
susulan x @ Rp. 3.000,00 =
Rp. 300.000,00
Ø
Fungisida
10 kg x @ Rp. 80.000,00 =
Rp. 800.000,00
Ø
Insektisida
6 kg x @ Rp.180.000,00 = Rp.1.080.000,00
Ø
PPC
6 litter x @
Rp. 20.000,00 = Rp. 120.000,00
Ø
Rapia
3 buah x @ Rp. 15.000,00 =
Rp. 45.000,00
Ø
Bakterisida 1 kg x
@ Rp. 80.000,00 = Rp. 80.000,00
Total Biaya Saprodi =
Rp.4.103.300,00
Total
Biaya Variable = Total BTK + Total
Saprodi
=
Rp.2.380.000,00 + Rp.4.103.300,00
=
Rp.6.483.300,00
·
Pengeluaran
Pengeluaran = Biaya Tetap + Biaya
Variable
=
Rp.2.384.610,00 + Rp.6.483.300,00
=
Rp.8.867.910,00
Bunga
Modal 12% = 12 x
Pengeluaran
100
=
6 x
Rp.8.867.910,00 =
Rp.532.074,6
100
Total
Pengeluaran = Biaya Tetap + Biaya Variable + Bunga
Modal
=
Rp.2.384.610,00+Rp.6.483.300,00+532.074,6
=
Rp.9.399.984,6
5.2.2
Penerimaan
Usaha
Penerimaan
Harga Jual =
Rp. 10.000/kg
Hasil Panen =
2.500 kg
Hasil
Penjualan Kotor = 2500 kg x Rp.10.000,00
=
Rp. 25.000.000,00
5.2.3
Pendapatan
Usaha
Ø
Pendapatan = Total Penjualan ‒ Total Pengeluaran
=
Rp.25.000.000,00 ‒ Rp. 9.399.984,00
=
Rp.15.600.000,00
Ø
Perhitungan
Break Even Poin (BEP) dan O/I ratio
1.BEP
untuk volume produksi
= Pengeluaran x 1 kg = Rp. 9.399.980 x 1 kg = 939,99 kg
Harga Jual 10.000
2.BEP
untuk harga
= Pengeluaran x Rp. 1 = Rp.
9.399.980 x Rp. 1 =Rp. 3.759,99
Produksi 2.500
3.Output/Input
ratio (O/I ratio)
= Penerimaan =
Rp. 25.000.000,00 = 2,6
Pengeluaran
Rp. 9.399.980,00
Jadi
O/I = 2,6 berarti setiap penambahan modal biaya Rp. 1 akan diperoleh
penerimaan/kembali sebesar Rp. 2,6 suatu usaha dinilai menguntungkan jika O/I ˃
0.
5.3
Integrasi Partisipasi Masyarakat
(IPM)
Dalam kegiatan PRAKERIN penyusun juga
ikut berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat di sekitar P4S Karangsari.
Untuk kegiatan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Hasil
selama mengikuti PRAKERIN yang berlangsung dari tanggal 22 Desember 2014 sampai
dengan 20 maret 2015 yang bertempat di P4S Karangsari, penyusun dapat
mendapatkan pengalaman-pengalaman dan pelajaran yang didapatkan. Penyusun
menyadari bahwa begitu banyak manfaat PRAKERIN ini dan begitu banyak berbagai
pengarahan yang didapat ditempat PRAKERIN. Penyusun bersyukur karena dapat
menyelesaikan laporan PRAKERIN ini walaupun masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan.
Berdasarkan
seluruh pembahasan yang tidak diuraikan sebelumnya, penyusun dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
v Cabai merupakan komoditas yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat sebagai rempah-rempah dan lain sebagainya.
v Cara pembudidayaan yang diterapkan di
P4S Karangsari meliputi :
Tekhnik budidaya (persiapan lahan,
pencangkulan, pembuatan bedengan, pengapuran, pemupukan dasar, pemasangan
mulsa, dan pembuatan lubang tanam), tahapan persiapan benih, tahapan persiapan
bibit, tekhnik penanaman, pemeliharaan (pemasangan ajir, penyulaman,
perempelan, pengikatan batang, penyiangan, pembendingan, pemeriksaan tanaman,
penyiraman, pengecoran/ pemupukan susulan dan pengendalian OPT),teknik panen
dan pasca panen.
v Pembudidayaan cabai merah disetiap
daerah berbeda-beda.
5.2 Saran
Dalam
kesempatan ini penyusun ingin memberikan saran yang mudah-mudahan bisa
diterapkan di masa yang akan datang :
v Sebaiknya pelaksanaan PRAKERIN disana
dilakukan dari mulai teknik pengolahan lahan sampai ke pasca panen, agar
nantinya kita bisa menerapkannya di daerah masing – masing.
DAFTAR PUSTAKA
Muhrizal Sarwan (2008), Teknologi
Budidaya Cabai Merah, Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Bogor.
Buku Profil Desa Cibeureum, 2013
(Tidak Dipublikasikan).
Ruswandi E.Asep (2013), SOP Budidaya
Cabai Merah, Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya, Karangsari.
Saragih Ibrahim, Agar Petani Cabai
Tetap Untung, Peluang Usaha, Sinar Tani.
Ma’mum dkk (2009), SOP Budidaya Cabai
Merah, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Ciamis.
Anonimus (2010), Bertanam 30 Jenis
Sayuran, Penebar Swadaya.
LAMPIRAN 1.JADWAL IPM (INTEGRASI
PARTISIPASI MASYARAKAT)
No
|
Tanggal
Pelaksanaan
|
Jenis
Kegiatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
|
26
Desember 2014
02
Januari 2015
03
Januari 2015
09
Januari 2015
11
Januari 2015
12
Januari 2015
16
Januari 2015
23
Januari 2015
30
Januari 2015
06
Februari 2015
19
Februari 2015
20
Februari 2015
27
Februari 2015
06
Maret 215
11
Maret 2015
12
Maret 2015
18
Maret 2015
|
·
-Menghadiri
Undangan ke Desa Cibeureum
·
-Melaksanakan
Pengajian Mingguan
·
-Melaksanakan Pengajian Mingguan
·
-Melaksanakan Marhabaan
·
-Melaksanakan Pengajian Mingguan
·
-Melaksanakan
Acara Maulid Nabi
·
-Melaksanakan
Acara Maulid Nabi
·
-Melaksanakan
Pengajian Mingguan
·
-Melaksanakan
Pengajian Mingguan
·
-Melaksanakan
Pengajian Mingguan
·
-Melaksanakan
Pengajian Mingguan
·
-Mengikuti
Acara Syukuran di rumah Pa Pipin
·
-Melaksanakan
Pengajian Mingguan
·
-Melaksanakan
Pengajian Mingguan
·
-Melaksanakan
Pengajian Mingguan
·
-Membersihkan
Madrasah Desa Cibeureum
·
-Melaksanakan
Pengajian Mingguan
·
-Mengikuti
Perpisahan Siswa-siswi PRAKERIN di P4S Karangsari.
|
DAFTAR LAMPIRAN 2 : JADWAL KEGIATAN PRAKERIN
NO
|
BENTUK PEKERJAAN
|
TANGGAL PELAKSANAAN
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
|
Perempelan, Pembendingan, Panen
Perempelan dan Pengecoran
(pemupukan susulan)
Perempelan dan Penyemprotan
Libur,Perkenalan ke Desa Cibeureum,
dan kumpul di P4S
Penyiangan
Pembabadan
Pembabadan dan Panen Cabai Kriting
Penyiangan, Pembendingan,
Perempelan dan Penyemprotan
Penyiangan dan Pembendingan
Pembabadan dan Penaburan pupuk
organik pada tanah yang sudah dilubangi
Libur, Pengajian, Kumpulan di P4S
Karangsari
Marhabaan (mesjid) dan Panen Cabai
Pembuatan bedengan, pemasangan
mulsa
Pembuatan bedengan dan penyemprotan
Pembuatan bedengan, pemasangan
mulsa, dan penyiangan
Sanitasi lingkungan (pembersihan
cabai busuk)
Pembersihan cabai busuk, pembuatan
bedngan
Libur, pengajian, kumpulan di P4S
Karangsari
Panen cabai kriting
Penanaman cabi rawit dan
penyemprotan
Pengecoran
Pembersihan cabai busuk
Penyiangan dan penanaman bawang
daun
Penyiangan, penyemprotan, dan
pembendingan
Libur, kumpulan di P4S Karangsari
Panen cabai kriting
Panen Cabai kriting
Penyemprotan dan pemilihan cabai
bagus yang ada di bawah tanaman/pohon cabai
Pengecoran, pembendingan dan
pemilihan cabai bagus yang ada di bawah tanaman cabai
Pemilihan cabai bagus,pembuatan
lubang tanam
Pulang
Kumpulan di P4S Karangsari (sore)
Penen cabai kriting
Panen cabai Kriting
Penanaman jagung,pembabadan,
pembendingan
Pembendingan, pembabadan
Penyemprotan
Pengecoran, membersihkan hasil
pembabadan
Libur, pengajian, kumpulan di P4S
Karangsari
Panen cabai kriting
Panen cabai kriting
Penyemprotan
Pembuangan cabai busuk
Panen cabai kriting
Panen cabai kriting
Libur, kumpulan di P4S Karangsari
(sore)
Panen cabai kriting
Membuat bahan tempat persemaian
Penyemprotan dan pembuatan bedengan
Penyemprotan dan penyiangan
Pembabadan dan pencangkulan
Pengecoran
Libur, pengajian, kumpulan di P4S
Panen cabai kriting
Penyemprotan dan pembersihan cabai
busuk
Pengecoran
Pembersihan cabai busuk
Panen cabai kriting
Pembabadan
Libur, pengajian, kumpulan di P4S
(sore)
Panen cabai kriting
Pengecoran
Penyemprotan
Pembabadan
Panen cabai kriting
Penyiangan
Libur, pengajian, kumpulan di P4S
Karangsari
Panen cabai kriting
Perempelan pada batang ke 1,2 dan 3
Penyiangan
Penyiapan lahan/pembabadan
Pencangkulan
Membersihkan cabai busuk
Libur, pengajian, membersihkan
madrasah
Panen cabai kriting
Panen cabai kriting
Penyiangan
Penyemprotan dan pemupukan susulan
Penyiangan
Pengecoran
Libur, pengajian, kumpulan di P4S Karangsari
Panen cabai kriting
Pengecoran dan penanaman jagung
manis
Pembabadan dan penanaman mentimun
Ujian praktek di P4S Karangsari
Persiapan perpisahan
Pulang PRAKERIN
|
23 Desember 2014
24 Desember 2014
25 Desember 2014
26 Desember 2014
27 Desember 2014
28 Desember 2014
29 Desember 2014
30 Desember 2014
31 Desember 2014
01 Januari 2015
02 Januari 2015
03 Januari 2015
04 Januari 2015
05 Januari 2015
06 Januari 2015
07 Januari 2015
08 Januari 2015
09 Januari 2015
10 Januari 2015
11 Januari 2015
12 Januari 2015
13 Januari 2015
14 Januari 2015
15 Januari 2015
16 Januari 2015
17 Januari 2015
18 Januari 2015
19 Januari 2015
20 Januari 2015
21 Januari 2015
22 Januari 2015
23 Januari 2015
24 Januari 2015
25 Januari 2015
26 Januari 2015
27 Januari 2015
28 Januari 2015
29 Januari 2015
30 Januari 2015
31 Januari 2015
01 Februari 2015
02 Februari 2015
03 Februari 2015
04 Februari 2015
05 Februari 2015
06 Februari 2015
07 Februari 2015
08 Februari 2015
09 Februari 2015
10 Februari 2015
11 Februari 2015
12 Februari 2015
13 Februari 2015
14 Februari 2015
15 Februari 2015
16 Februari 2015
17 Februari 2015
18 Februari 2015
19 Februari 2015
20 Februari 2015
21 Februari 2015
22 Februari 2015
23 Februari 2015
24 Februari 2015
25 Februari 2015
26 Februari 2015
27 Februari 2015
28 Februari 2015
01 Maret 2015
02 Maret 2015
03 Maret 2015
04 Maret 2015
05 Maret 2015
06 Maret 2015
07 Maret 2015
08 Maret 2015
09 Maret 2015
10 Maret 2015
11 Maret 2015
12 Maret 2015
13 Maret 2015
14 Maret 2015
15 Maret 2015
16 Maret 2015
17 Maret 2015
18 Maret 2015
19 Maret 2015
|
LAMPIRAN 3. GAMBAR-GAMBAR